“Peningkatan ini diyakini masih didorong oleh hampir seluruh kelompok barang. Kecuali kelompok suku cadang yang tercatat stabil,” ujar Direktur Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, kemarin (14/10).
Khusus pada September lalu, kelompok komoditas makanan, minuman dan tembakau mengalami peningkatan. Hal itu tercermin dari perubahan indeks riil penjualan eceran yang naik 1,98 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan itu didorong permintaan sub kelompok makanan jadi. Sedangkan kenaikanin deks perkiraan penjualan eceran sebesar 2,65 persen secara month to month.
“Dari hasil survei konsumen, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan September mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 126,9 persen menjadi 99,6 persen, yang mengindikasikan masyarakat cenderung berkeyakinan mengalami penurunan optimisme,” tegasnya.
Selama ini memang terjadi penurunan optimisme keyakinan konsumen yang disebabkan turunnya indek kondisi ekonomi atai IKE dan Indek Ekspektasi Konsumen (IEK). Berdasarkan survei penjualan eceran (SPE), beberapa kelompok komoditas juga mengalami penurunan.
“Yaitu kelompok suku cadang dan aksesoris, perlengkapan rumah tangga lainnya. Barang budaya dan rekreasi, dan kelompok komoditas barang lainnya,” terangnya.
Untuk kelompok komoditas barang budaya dan rekreasi berdasarkan cacatan Bank Indonesia Provinsi Jatim mengalami penurunan paling besar. Hal itu terlihat dari perubahan indeks riil penjualan eceran sebesar 8,02 persen secara month to month (mtm).
Sedangkan penurunan penjualan terjadi pada semua sub kelompok barang sebagai dampak menurunnya permintaan pasca tahun ajaran baru. Sementara untuk kelompok bahan bakar dan pelumas sejauh ini masih relatif stabil. “Momentum mudik lebaran tahun ini juga tidak berdampak pada permintaan terhadap bahan bakar secara signifikan,” pungkasnya. (rud/rif)
0 komentar:
Posting Komentar