SURABAYA –Kondisi industri mebel dan kerajinan– belum menunjukkan tanda- tanda mengembirakan sampai semester pertama tahun ini. Pada periode Januari– Juni 2015, kinerja ekspor Jawa Timur (Jatim) menurun dari raihan di semester yang sama pada 2014.
“Ekspor kita pada 2014 bisa mencapai USD 800 juta. Sekarang menurun dan tinggal USD 750 juta,” ujar Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Jatim Nur Cahyudi kepada Radar Surabaya kemarin. (31/8).
Faktor penurunan kinerja industri mebel dan kerajinan secara umum disebabkan lesunya pasar dunia. Dampaknya adalah menurunnya permintaan mebel dan kerajinan untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Selama ini ekspor mebel dan kerajinan asal Jatim diminati banyak negara, seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, dan sejumlah negara Eropa. Kinerja yang menu run pada semester pertama ini diprediksi juga terjadi pada semester kedua hingga akhir tahun ini.
Hal tersebut dipicu beberapa indikator perbaikan ekonomi yang belum menunjukkan perbaikan. Di antaranya, pemelahan rupiah terhadap dolar AS yang mencapai Rp 14 ribu per USD. “Lesunya pasar dunia ini ditambah kondisi dalam negeri yang iklim usahanya kurang kondusif. Itu ditambah adanya kebijakan- kebijakan baru yang kontra produktif,” paparnya.
Karena lesunya pasar mebel dan kerajinan, diperkirakan target pertumbuhan AMKRI Jatim yang diharapkan bisa tumbuh 17 persen sulit terwujud. (rud/c1/rif)
0 komentar:
Posting Komentar