Kali ini dua perusahaan negara itu, PT Pertamina dan PT Wijaya Karya (Wika) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan bisnis aspal hybrid. Penandatanganan MoU dilakukan Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi bersama Direktur Utama Wika Bintang Perbowo di Kantor Pusat Pertamina di Jakarta, kemarin (9/9).
Penandatanganan itu juga disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PU Basuki Hadimuljono, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto serta jajaran direksi kedua perseroan.
“Sinergi untuk mengembangkan bisnis aspal ini sangat strategis, terutama bagi pemenuhan kebutuhan aspal di dalam negeri. Dengan kerjasama ini, Pertamina selaku produsen aspal terbesar di Indonesia dan Wika bisa saling memperkuat bisnis masing-masing,” ujar Rachmad.
Kerjasama tersebut sekaligus juga untuk mendukung pengembangan infrastruktur nasional. Kebutuhan aspal di Indonesia, sambung Rachmad, terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang memerlukan dukungan keandalan infrastruktur. Seperti pembangunan jalan umum, jalan tol, bandara dan infrastruktur lainnya.
“Dari kebutuhan aspal sekitar 1,2 juta ton pertahun, Pertamina kini memproduksi aspal sebanyak 300 ribu ton per tahun yang diproduksi di RU IV Cilacap, dan selebihnya diperoleh dari impor baik oleh Pertamina maupun badan usaha lainnya,” jelas Rachmad.
Dengan kerjasama tersebut, kapasitas produksi aspal Pertamina akan meningkat menjadi 600 ribu ton per tahun. MoU tersebut nantinya akan menjadi landasan bagi dua perusahaan pelat merah untuk melakukan kajian bersama mengenai potensi kerjasama pengembangan bisnis aspal. Produksi aspal hybrid tersebut direncanakan dilakukan di Cilacap. (jpnn/rif)
0 komentar:
Posting Komentar