“Kami optimistis bahwa target FBI tahun ini bisa terealisasi karena pada periode Januari–September sudah tercapai Rp 56 miliar,” ujar Area Manager Bank Muamalat Jatim, Bali, dan Nusra Rustien Hartati kepada Radar Surabaya akhir pekan lalu.
Realisasi FBI banyak disumbangkan dari kegiatan ekspor impor yang pembiayaannya melalui Bank Mualamat. Kontribusi FBI dari aktivitas pembiayaan ekspor impor mencapai 60 persennya.
Kontribusi FBI lainnya berasal dari trade finance, fee ATM, hingga penjualan unit link produk asuransi. Untuk mencapai target realisasi FBI yang tinggal tiga bulan ke depan, pihaknya akan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
Termasuk mengoptimalkan penjualan produk baru unit link asuransi yang baru bulan ini dipasarkan pascakerja sama dengan Manulife Indonesia. Di wilayah Jatim, Bali, dan Nusra ditargetkan bisa mendapatkan minimal 2.500 nasabah baru sampi akhir tahun nanti.
“Sudah ada sekitar 560 ribu nasabah Bank Muamalat di wilayah Jatim, Bali, dan Nusra. Jika kita ambil 5 persennya saja, sudah 2.500 nasabah. Jadi, kami optimistis bahwa potensi ini bisa tergarap dan bisa menyumbang FBI sekitar 20–30 persen,” paparnya.
Kendati secara umum kondisi perekonomian masih melambat, pihaknya optimistis bahwa target FBI bisa terpenuhi. Keyakinan itu tidak lepas dari kepercayaan nasabah pada Bank Muamalat. “Kami hadir sebagai bank syariah pertama di Indonesia dan sudah melayani nasabah lebih dulu. Jadi, kami yakin, dengan kepercayaan dari nasabah, kondisi perekonomian saat ini tidak begitu berpengaruh pada target capaian FBI,” tuturnya. (rud/c1/rif)
0 komentar:
Posting Komentar